Unsur hara merupakan nutrisi yang
diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dengan pertumbuhan yang baik, unsur hara
memberikan apa yang dibutuhkan oleh tanaman untuk memenuhu kapasitasnya dapat
bertumbuh dan berkembang dengan baik. Menurut Sri Nuryani, dkk(2010) Penambahan
unsur hara untuk memenuhi kebutuhan tanaman mampu meningkatkan produktivitas
tanaman tersebut. Maka sangat diharapkan untuk dapat mengetahui kebutuhan
Nutrisi untuk tanaman dan serapan pada tanaman tersebut. Manfaat
dari angka serapan hara antara lain untuk mengetahui efisiensi pemupukan,
mengetahui kebutuhan hara dalam tubuh tanaman, mengetahui pengangkutan hara
dalam tanaman, mengetahui neraca hara di suatu lahan dan pertimbangan dalam
membuat rekomendasi pemupukan. Adapun rumus untuk menghitung serapan hara
adalah kadar hara (%) x bobot kering (g) (Johns, 2004).
Unsur hara yang tersedia dalam tanah tidak semua dapat Mobile ke
jaringan tanaman, hal ini juga dipengaruhi oleh dinamika unsur hara dalam
tanaman yang sewaktu waktu berkurang karena adanya pencucian maupun penguapan. Menurut
Barber (1984), definisi efisiensi serapan hara merupakan nisbah antara hara
yang dapat diserap tanaman dengan total hara yang tersedia. Artinya semakin
banyak hara yang dapat diserap dari total hara tersebut, maka nilai efisiensi
serapan hara semakin tinggi. Turner dan Hummel (1992) menyatakan nilai
efisiensi serapan hara secara umum untuk N = 40-60%, P = 15-20%, dan K = 40-60%.
Hara yang tidak dapat diserap oleh tanaman dapat disebabkan hilang karena larut dalam infiltrasi,
menguap, terbawa air limpasan dan erosi, terjebak di area yang tidak terjangkau
oleh tanaman, diambil oleh mikrobia atau mengendap di dalam tanah. Upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi penyerapan antara lain dengan
memberikan pupuk secara tepat (dosis, bentuk, waktu, cara). Selain efisiensi
serapan, terdapat juga efisiensi penggunaan hara. Efisiensi penggunaan hara merupakan
konsep yang secara umum mendiskripsikan seberapa baik tanaman menggunakan hara
yang ada di dalam tanah untuk menghasilkan produksi (Stewart, 2007) atau dengan
bahasa sederhana efisiensi penggunaan hara merupakan nisbah antara hasil
biomasa yang dihasilkan per satuan hara dalam tanaman (Turner dan Hummel,
1992). Mosier et al. (2004) menggunakan 4 indikator agronomi untuk
menggambarkan efisiensi penggunaan hara tanaman, yaitu: Partial Factor
Productivity (PFP) yang didapatkan dengan cara membagi produksi (kg) dengan
jumlah unsur hara yang diberikan (kg); Agronomic Efficiency (AE) yang
didapatkan dengan cara membagi peningkatan produksi (kg) dengan jumlah unsur
hara yang diberikan (kg); Apparent Recovery Efficiency RE) yang didapatkan
dengan cara membagi serapan unsur hara (kg) dengan jumlah unsur hara yang
diberikan (kg); Physiological Efficiency (PE) yang didapat dengan cara membagi
peningkatan produksi (kg) dengan serapan unsur hara tanaman (kg).
Indikator-indikator tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan penghitungan
efisiensi penggunaan hara. Dalam penelitian ini, penghitungan efisiensi
penggunaan hara menggunakan Partial Factor Productivity (PFP), yakni dengan
cara membagi produksi (kg) dengan jumlah unsur hara yang diberikan (kg).
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau tanaman untuk
mencukupi kebutuhan hara yang diperlukan tanaman sehingga mampu berproduksi
dengan baik. Material pupuk dapat berupa bahan organik ataupun non-organik
(mineral). Dalam pemberian pupuk perlu diperhatikan kebutuhan tumbuhan
tersebut, agar tumbuhan tidak mendapat terlalu banyak zat makanan. Terlalu
sedikit atau terlalu banyak zat makanan dapat berbahaya bagi tumbuhan. Pupuk
dapat diberikan lewat tanah ataupun disemprotkan ke daun (Harjadi, 1996).
0 comments:
Post a Comment